Dalam masyarakat Indonesia, perempuan masih memegang peran sentral dalam pemenuhan kebutuhan bagi keluarga, termasuk kebutuhan energi. Studi Bank Dunia pada 2003 tentang perbedaan tugas antara perempuan dan laki-laki menunjukkan pengguna utama energi rumah tangga adalah perempuan. Ketergantungan terhadap energi fosil di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Pada 2016, hampir 65 persen bahan baku yang digunakan untuk memproduksi listrik di Indonesia berasal dari batubara, gas alam, minyak solar hingga minyak bakar. Sementara cadangan energi fosil tentu akan berkurang karena ini termasuk energi yang tidak bisa diperbaharui. Meski pemerintah sudah menerbitkan aturan-aturan soal pengembangan energi terbarukan, namun pelaksanaan di lapangan masih belum maksimal. Dan dampaknya tentu turut dirasakan oleh perempuan. Apakah perempuan bisa berperan dalam mendorong pemakaian energi terbarukan? Dan apa dampaknya bagi keluarga bila mulai menggunakan energi terbarukan? Simak perbincangan bersama Verena Puspawardani Direktur Program Coaction Indonesia di Ruang Publik KBR.