Air adalah esensi kehidupan, terutama di masa pandemi ini, pentingnya mencuci tangan dan menjalankan protokol kesehatan lainnya menjadi senjata utama dalam penghentian sebaran virus corona.
Namun, Sustainable Development Goals (SDG) menemukan fakta, 3 dari 10 orang di dunia masih kesulitan mendapatkan air.
Ironisnya, meskipun Indonesia menjadi salah satu dari 122 negara yang mendukung pengakuan PBB terhadap hak atas air dan sanitasi, tapi faktanya pelanggaran hak atas air juga masih terus berlanjut, seperti swastanisasi air terselubung, yang menyebabkan air dimonopoli oleh swasta dan menandai hilangnya kendali negara atas air.
Saat ini, masyarakat yang mengalami keterbatasan akses air yang aman dan terjangkau dihadapkan dengan risiko yang lebih besar dalam perang melawan COVID-19.
Imbauan pejabat publik untuk sering cuci tangan dan menjaga pola hidup sehat di masa pandemi ini tentu tak dapat diikuti oleh kalangan yang hidup dengan keterbatasan air.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk dapat menikmati hak atas air?
Kita akan kupas di #RuangPublikKBR bersama -Benny Danang Setianto SH, LLM, MIL - Wakil Rektor Unika Soegijapranata dan I Nyoman Mardika - Perwakilan KRuHA Bali