Seni terbukti bisa memberi dampak positif bagi masyarakat. Beragam inisiatif seni mendorong kebebasan berekspresi dan inklusi sosial. Seni juga bisa membantu menyembuhkan trauma, menjadi bagian penting gerakan melawan ketidakadilan, dan memberi suara bagi yang terpinggirkan. Seni juga memberi dampak ekonomi bagi pelakunya.
Namun sayangnya, belum banyak orang memberi untuk seni alias menjadi filantrop seni. Survei yang dilakukan PIRAC pada 2007 menemukan hanya 3% responden menyumbang sektor seni.
Padahal, World Giving Index 2019 menempatkan Indonesia di peringkat pertama karena masyarakatnya gemar menyumbang dan menolong orang tak dikenal. Lalu, mengapa seni membutuhkan filantrop?
Seperti apa #Covid19 ubah filantropi dan ekosistem seni?
Kami kulik di #RuangPublikKBR bersama Koalisi Seni dan FIlantropi Seni Pascapandemi dengan narasumber: Amna Kusumo - Yayasan Kelola, Raden Maulana - Kolase.com, Dr. Dina Dellyana - HMGNC, SBM ITB dan Ratri Ninditya – Koalisi Seni, Penulis buku Seni Memberi untuk Seni.