Guna mencegah wabah covid-19, sejumlah pembatasan gerak masyarakat di ruang publik saat ini masih berlaku. Pembatasan ini tentu membawa dampak positif, namun juga membawa dampak negatif, salah satunya terhadap aktivitas anak.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) dalam laporannya beberapa waktu lalu menyebut bahwa pembatasan sosial dapat berdampak pada kesehatan mental anak. Beberapa anak mengalami perubahan perilaku akibat stres dengan adanya situasi ini.
CDC mencatat tak sedikit anak yang merengek tetap minta bermain ke luar rumah. Bahkan beberapa dari mereka melawan dan kabur main ke luar rumah. Lantas bagaimana upaya pemenuhan hak bermain anak yang bijak usai pemberlakuan kenormalan baru covid-19? Untuk mengetahui penjelasannya, kami sudah bersama Psikolog Klinis Anak-Remaja Jakarta Child Development Center, Feka Angge Pramita.