Jakarta tercatat sebagai salah satu kota terpadat di dunia, setara dengan Tokyo yang memiliki rasio 14.000 penduduk per kilometer persegi. Bedanya, kedua kota dibangun dengan cara yang bertolak belakang. Tokyo terus membangun ke atas atau vertikal. Pemerintah kota Tokyo mengoptimalkan potensi peningkatan kepadatan ruang dengan membangun gedung-gedung tinggi. Sedangkan Jakarta, kepadatannya masih menyebar secara horizontal dengan kepadatan bangunannya yang rata-rata bertingkat rendah. Pembangunan ini menggerus lahan berlebihan dan menyisakan sedikit ruang untuk hunian. Idealnya, bangunan dirancang terpadu dan multiguna untuk masyarakat dengan beragam tingkat penghasilan. Dengan begitu, efek positifnya, terciptanya hunian terjangkau yang terintegrasi dengan transportasi publik dan hadirnya area terbuka hijau di kawasan tersebut sehingga Jakarta lebih layak huni.
Kita simak perbincangan soal hal ini bersama Dr Mulya Amri - Program Director Jakarta Property Institute.