Investigasi terbaru Organisasi lingkungan, Profauna Indonesia, selama bulan November 2016 sampai Januari 2017 menunjukkan lebih dari 95 persen burung nuri dan kakatua yang diperdagangkan adalah hasil tangkapan dari alam. Burung-burung itu ditangkap dari habitat aslinya di Maluku Utara, Maluku, Sulawesi dan Papua.
Masih tingginya penangkapan burung di Kabupaten Halmahera Selatan itu karena dipicu oleh adanya permintaan dari pengepul burung. Selain itu kakatua dan nuri masih gampang ditemukan di pasar burung, jadi apakah masih sah-sah saja dibeli?
Nah, dalam rangka peringatan Hari Kakatua inIernasional yang jatuh pada Sabtu, 16 September lalu, Campaign Officer Profauna Indonesia, Bayu Sandi menjawabnya di “Saatnya Bertanya” KBR .