Sepulang dari Filipina pada 2004, Ronald bergabung dalam Young Ambassador for Peace (YAP). Sebuah wadah yang berisi anak-anak Muslim dan pelaku konflik.
Bersama kawan-kawan barunya, ia menekuni hobi lamanya; menari dan teater. “Sampai ke dalam, kami ambil seni untuk perdamaian. Jadi, mereka suka dancer, mereka suka teater. Jadi karena kami anak dancer, sebelum kerusuhan sudah belajar dancer. Karena mereka suka dancer, kami masukkan kami punya hobi kita, jadi mereka masuk.”
Pulang ke tanah lahirnya, Ronald menebar kedamaian. Caranya, memperkenalkan kesenian ke kampung Kristen dan Islam. Tujuannya; menyatukan kedua kubu yang sempat terlibat konflik.