Mampukah Perpustakaan Digital Dorong Minat Baca Masyarakat?

mampukah-perpustakaan-digital-dorong-minat-baca-masyarakat

Tanggal 17 Mei tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Buku Nasional. Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan didirikannya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 17 Mei 1980 lampau.

Di hari baca nasional ini, kita tentu tak berbangga hati jika masih menyandang predikat sebagai negara dengan minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanyalah 0,001% yang berarti dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang saja yang rajin membaca. Sementara riset World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Ranking dua terbawah!

Padahal, teknologi komunikasi dan informasi saat ini telah memungkinkan para penggunanya untuk mengakses buku-buku berbentuk digital yang kini bertebaran. Apalagi, lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang yang berarti Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.

Namun apakah digital library atau perpustakaan digital mampu mendongkrak minat baca masyarakat? Kita bahas bersama Indra Yustiawan Head of Marketing Communication Aksaramaya dan Praktisi Perpustakaan & Penulis Buku Manajemen Perpustakaan Digital, Sismanto.

Simak juga cerita seorang pengguna perpustakaan digital bernama Nita Rosita yang memanfaatkan perpustakaan digital dalam memenuhi kebutuhannya membaca.