Kekecewaan Berujung 'Indonesia Terserah'?

kekecewaan-berujung-indonesia-terserah

Belum lama ini, kerumunan orang yang tercipta karena penutupan gerai fastfood di kawasan Sarinah Jakarta menjadi bahan pembicaraan netizen. Pun dengan gerombolan penumpang pesawat di Bandara Soetta sekitar semingguan jelang lebaran itu. Pasalnya, lautan manusia ini terjadi kala Indonesia masih menggalakkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dimana masyarakat terus-terusan diminta untuk diam di rumah dan tak mudik ke kampung halaman.

Menyusul kemudian yang tak kalah ramai, adalah kemunculan Hashtag Indonesia Terserah di twitter. Tagar ini sudah dipakai oleh lebih dari 25 ribu kali. Para tenaga medis membagikan foto diri sambil bawa tulisan “Indonesia Terserah” yang diunggah di media sosial. Para netizen yang simpatik terhadap pejuang garda depan ini juga ikut serta menggaungkan pesan tersebut.

Apa yang kiranya menjadi latar belakang para tenaga medis menyampaikan pesan “Indonesia Terserah” yang kemudian viral di media sosial?

Kebijakan dan imbauan yang dikeluarkan pemerintah sejauh ini sudah cukupkah mengarahkan masyarakat untuk patuh dalam upaya penanggulangan pandemi COVID-19?

Kita simak bersama Ahli paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dokter Frans Abednego Barus, SpP dan Psikolog, Aully Grashinta.