Selasa lalu, Presiden Joko Widodo melalui akun Twitter-nya mengabarkan bahwa alat tes polymerase chain reaction (PCR) untuk mendiagnosis Covid-19 saat ini telah diproduksi di dalam negeri oleh BUMN Bio Farma. Kapasitasnya sampai 50 ribu per minggu. Menurut Jokowi, bila produksinya bisa sampai dua juta setiap bulan, kebutuhan alat tes PCR dalam negeri dapat terpenuhi.
Hingga saat ini, tes PCR merupakan pemeriksaan diagnostik yang dianggap paling akurat untuk memastikan apakah seseorang menderita COVID-19 atau tidak.
Itu artinya alat tes PCR menjadi kebutuhan yang penting di tengah pandemi ini. Seyogyanya, setiap daerah di seluruh penjuru nusantara, memiliki alat PCR yang memadai.
Namun di Maluku Utara, warga sampai rela patungan untuk membelinya. Ini dilakukan agar tercapai upaya percepatan tes massal dan pengendalian COVID-19 di tengah masyarakat.
Lewat inisiatif “Koin Alat PCR”, Direktur LSM Rorano Malut, M Asghar Saleh mengajak warga mengumpulkan uang berapapun nominalnya untuk membeli mesin PCR.
Seperti apa kebutuhan alat tes PCR di Maluku Utara? Bagaimana respon masyarakat dan sudah adakah tanggapan pemerintah? Bagaimana pentingnya PCR untuk menanggulangi pandemi COVID-19?
Kita obrolkan bersama Direktur LSM Rorano Malut, M Asghar Saleh, Sekretaris Daerah Malut, Samsuddin A Kadir, dan Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban.