Di masa pandemi COVID-19 ini, bermunculan pebisnis baru yang mencoba peruntungannya. Tetiba ramai di media sosial, teman dan saudara tawarkan dagangan. Semua demi mendulang uang. Komoditas yang dijualbelikan pun beragam. Ada yang menjajal meracik jamu kekinian hingga jahit masker aneka motif. Bisnis baru di masa pandemi ini tak sedikit yang dilakoni kaum muda dan milenial.
Sementara itu, Pemerintah ingin menambah jumlah perusahaan rintisan atau start up, untuk menjadi unikorn dan dekakorn baru. Meski begitu Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Joshua Puji Mulia Simandjuntak mengingatkan, pengembangan perusahaan rintisan atau start up di Indonesia, masih terkendala rendahnya penetrasi penggunaan internet. Angkanya baru 64 persen, atau kalah bila dibandingkan Singapura yang penetrasi internetnya nyaris 90 persen, atau Malaysia yang sudah 80-an persen.
Apa peluang usaha yang bisa diambil kaum muda-milenial di masa pandemi ini? Bagaimana para pemuda bisa memanfaatkannya? Bagaimana juga tantangannya?
KIta obrolkan bareng Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Rusli Abdullah. Simak juga cerita pengalaman dari pendiri Investor Muda, Jason Gozali dan seorang mahasiswa Psikologi, Nadhifa Maulidiya yang menjadi pelaku UMKM.